Tepat pada saat musim berganti dan aura kesedihan melingkupi San Siro, Olivier Giroud, sosok yang merajai lapangan hijau bersama AC Milan, memberikan pengumuman yang menggetarkan hati para penggemar Rossoneri. Dalam sebuah video yang disematkan di situs resmi klub pada malam yang penuh makna, Senin (13/5/2024), Giroud menyampaikan keputusan pahitnya untuk melepaskan seragam Milan setelah tiga musim perjalanan yang penuh dengan gemilang dan prestasi.
“Saya melangkah dengan bangga atas setiap momen yang telah saya bagi bersama Milan selama tiga musim terakhir. Saatnya telah tiba untuk mengumumkan bahwa perjalanan saya bersama klub ini telah mencapai akhirnya,” ungkap Giroud, menyelipkan nuansa keharuan dalam setiap kata yang terlontar.
“Permisi, jika saya terdengar agak terbawa emosi. Tetapi, kisah saya di Milan telah menutup babaknya pada akhir musim ini. Meski begitu, jejak klub ini akan tetap terukir di hati saya selamanya.”
Baca Juga : Slavko Vincic Wasit Final Antara Dortmund dan Madrid
Kehadiran Giroud di San Siro telah menjadi cahaya yang memancar, menghiasi deretan prestasi yang membanggakan. Langkah pertamanya ke Italia dari Chelsea pada tahun 2021 dengan mahar sebesar 4,8 juta euro menjadi awal yang mengesankan. Dalam musim debutnya, Giroud meraih Scudetto yang menjadi titik puncak kemenangan bagi Milan.
Statistiknya yang mengesankan tidak bisa dipandang sebelah mata. Dari 130 penampilan bersama Milan, Giroud berhasil mencatatkan 48 gol serta 19 assist, menjadi sosok kunci di lini serang yang menginspirasi rekan-rekannya dan memukau para penggemar setia Milan di seluruh dunia.
Namun, bagai angin yang membawa kabar baru, Giroud akan segera melangkah ke medan yang baru dengan pindah ke Major League Soccer (MLS) untuk memperkuat Los Angeles FC. Keputusan ini, meski menyisakan rasa sedih di antara suka cita, juga menandai awal dari babak baru dalam karier megah sang striker.
Perpisahan Giroud Dari Milan
“Dengan penuh rasa hormat, saya ingin mengumumkan bahwa dua pertandingan terakhir saya bersama Milan akan menjadi momen perpisahan. Saya merasa ini adalah waktu yang tepat untuk melanjutkan perjalanan saya, meskipun itu berarti harus meninggalkan San Siro, ke MLS,” tutur Giroud dengan suara yang terdengar mantap namun juga penuh dengan rasa nostalgia.
Pergi dari klub yang telah menjadi rumah, lapangan yang telah menjadi panggungnya, Giroud mengucapkan terima kasih dan memandang ke masa depan dengan harapan yang membara. Bagi AC Milan, perpisahan dengan sosok yang telah membawa sinar kejayaan adalah momen yang pahit namun juga menjadi pemicu semangat untuk menapaki langkah-langkah baru dalam upaya mempertahankan prestasi dan mengukir prestasi baru.
Dengan begitu, San Siro tidak hanya menyaksikan keberangkatan seorang pemain, tetapi juga menyaksikan perubahan dan evolusi dalam dinamika sepak bola modern. Giroud, dengan segala kemahakuasaannya, meninggalkan jejak berharga yang akan diabadikan dalam sejarah kejayaan AC Milan, sementara pandangannya terus mengarah ke horison baru di benua Amerika yang menanti dengan tantangan baru dan harapan yang membuncah.