Manchester, 19 September 2024 – Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, merasakan kepuasan yang mendalam setelah anak asuhnya berhasil memberikan perlawanan yang tangguh kepada Manchester City pada laga perdana fase grup Liga Champions musim ini. Dalam pertarungan yang berlangsung di Stadion Etihad, Inzaghi tidak hanya melihat hasil akhir tanpa gol, tetapi juga melihat semangat kerja keras dan taktik cerdas yang diterapkan oleh timnya.
Pertandingan yang Menegangkan Sejak peluit awal dibunyikan, atmosfer di Stadion Etihad sangat mendebarkan. Inter Milan, yang dikenal dengan gaya permainan defensif dan serangan balik yang cepat, seolah menghadapi gempuran hujan serangan dari Manchester City. Statistik mencatat bahwa Inter hanya mencatatkan penguasaan bola sebesar 40,1 persen, sementara City menguasai 59,9 persen permainan. Meskipun demikian, statistik tersebut tidak mencerminkan intensitas permainan yang sesungguhnya.
Inter Milan menunjukkan ketahanan dan disiplin di lini belakang yang luar biasa. Meskipun City mendominasi permainan, Inter berhasil melancarkan serangan balik yang efektif. Dalam pertandingan ini, Inter menciptakan 13 peluang, di mana empat di antaranya mengarah ke sasaran. Ini menunjukkan bahwa meskipun dalam tekanan, mereka tetap mampu menciptakan momen-momen berbahaya.
Sebuah Strategi yang Cermat Satu hal yang cukup mencolok dalam permainan Inter adalah ketahanan mereka meskipun mereka sering tertekan. Pendekatan strategi yang diterapkan Inzaghi berhasil membuat timnya tampil solid. Dengan skema permainan yang terorganisir, Inter berhasil membatasi ruang gerak pemain bintang City, yang notabene terkenal dengan kreativitas dan kecepatan.
BACA JUGA : Korea Selatan Terpukau: Pemain Diaspora Timnas Indonesia
Manchester City, meskipun memiliki 22 peluang, hanya mampu menciptakan lima kesempatan yang benar-benar membahayakan gawang lawan. Kiper Inter, yang tampil impresif, serta garis pertahanan yang kompak, membuat City frustrasi dan tidak mampu mencetak gol. Hasil akhir dengan skor kacamata 0-0 menunjukkan bahwa Inter tidak hanya bertahan, tetapi juga berani bermain menyerang ketika ada kesempatan.