Kejutan besar terjadi di Euro 2024 ketika Austria mengalahkan Belanda. Yang lebih mengejutkan lagi, salah satu gol kemenangan Austria dicetak oleh pemain terpendek di turnamen ini melalui sundulan kepala!
Pada laga yang digelar di Olympiastadion pada Selasa, 25 Juni 2024, Belanda bertemu Austria. Di atas kertas, Belanda diunggulkan untuk menang dan mereka sudah mengantongi tiket ke 16 Besar. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Austria berhasil menaklukkan Belanda dengan skor 3-2.
Tiga gol Austria dicetak oleh Donyell Malen (bunuh diri), Romano Schmid, dan Marcel Sabitzer. Gol-gol tersebut memastikan Austria melaju ke babak 16 Besar sebagai juara Grup D.
Ironi Gol Sundulan: Pemain Terpendek Bobol Timnas Belanda!
Ironi Timnas Belanda: Punya Bek Tengah 195 cm, tapi Dibobol Sundulan Pemain Terpendek di Euro 2024!
Belanda dikenal memiliki pemain bertubuh tinggi yang mendominasi duel udara. Virgil van Dijk dengan tinggi badan 195 cm, Stefan de Vrij 190 cm, Cody Gakpo 193 cm, Micky van de Ven 193 cm, dan Wout Weghorst 197 cm, semua memiliki keunggulan fisik yang luar biasa.
Namun, momen menarik terjadi ketika gawang Belanda dibobol oleh Romano Schmid, pemain terpendek di Euro 2024. Sama seperti N’Golo Kante, Schmid yang bermain untuk Werder Bremen hanya setinggi 168 cm.
Pada proses golnya, Schmid tidak langsung berhadapan dengan Van Dijk dan De Vrij. Namun, dia mampu bergerak lebih cepat dari Gakpo dan Nathan Ake, dan akhirnya menyundul bola masuk ke gawang. Gol ini menjadi sangat spesial bagi pemain berusia 24 tahun itu karena menjadi gol ke-900 dalam sejarah Euro.
Romano Schmid: Dari Tertawaan Menjadi Kebanggaan
Pada akhirnya, Austria berhasil finis di puncak klasemen Grup D dan melaju ke babak 16 Besar. Sebelum Euro 2024, Schmid mengungkapkan bahwa teman-temannya sering menertawakannya saat dia mengatakan Austria akan menjadi juara grup.
BACA JUGA : Gareth Southgate dan 3 Pemain Timnas Inggris yang Dianggap Bermain Bapuk: Wah, Padahal Baru Saja Disanjung
“Rasanya luar biasa. Rekan-rekan setim saya di Werder Bremen selalu menertawakan saya ketika saya mengatakan kepada mereka bahwa kami bisa finis di puncak klasemen,” ucap Romano Schmid dengan bangga.
“Sekarang itu terjadi, sungguh luar biasa. Pelatih kami mengatakan bahwa inilah saatnya kompetisi benar-benar dimulai. Pertandingan sistem gugur, kami semua memimpikan momen ini sejak kecil,” tambah Schmid dengan semangat.
Kisah Romano Schmid ini mengajarkan bahwa dalam sepak bola, tinggi badan bukan segalanya. Kecepatan, timing, dan determinasi bisa mengalahkan rintangan fisik, dan kejutan seperti ini yang membuat sepak bola begitu menarik dan penuh kejutan.