Jakarta – Piala Presiden kembali bergulir tahun ini sebagai ajang pramusim sebelum dimulainya musim baru Liga 1. Namun, turnamen ini seharusnya lebih dari sekadar pemanasan. Piala Presiden sudah sangat layak untuk diangkat menjadi turnamen resmi di Indonesia.
Di Indonesia, sudah lama tidak ada turnamen serupa dengan Copa Del Rey di Spanyol, Coppa Italia di Italia, atau FA Cup di Inggris. Terakhir kali Piala Indonesia digelar adalah pada musim 2018/2019, dengan PSM Makassar keluar sebagai juara setelah mengalahkan Persija Jakarta dalam laga final dua leg.
Salah satu faktor yang mendukung Piala Presiden layak menjadi turnamen resmi adalah nama besar yang diusungnya, yang menggunakan nama salah satu lembaga tinggi negara.
Hadiah yang Luar Biasa
Hadiah yang diterima juara Piala Presiden 2024 juga sangat menggiurkan. Tim yang menjadi juara akan mendapatkan dana sebesar Rp5 miliar. Sebagai perbandingan, hadiah yang diterima Persib Bandung sebagai juara Liga 1 2023/2024 juga sebesar Rp5 miliar, meskipun kompetisi berlangsung selama satu musim penuh.
Belakangan, hadiah ini ditambah. Tidak hanya untuk juara, tetapi juga untuk runner-up dan peringkat ketiga yang mendapatkan tambahan uang yang signifikan. Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait, menyatakan bahwa peningkatan hadiah ini berkat dukungan sponsor dan kontribusi klub, pemain, manajer, dan suporter.
“Kita harus transparan, jika ada banyak sponsor, itu juga berkat jasa klub, pemain, manajer, dan suporter. Jika suporter berkelahi, siapa yang mau memberikan sponsor?” ungkap Maruarar Sirait.
“Kami bertanggung jawab bersama. Juara 1, 2, 3, 4, semuanya rata mendapat peningkatan hadiah sebesar 250 juta rupiah. Semoga bisa bermanfaat,” tambahnya.
Kesiapan Menjadi Turnamen Resmi
Maruarar Sirait sudah menyatakan kesiapan Piala Presiden jika didorong menjadi ajang resmi. Menurutnya, secara dukungan sponsor, transparansi, profesionalisme, dan sumber daya manusia, mereka sudah siap. Ia menyebut ekosistem sepak bola di sekitar Piala Presiden sudah matang.
“Soal Piala Presiden menjadi turnamen resmi atau tidak, jika kami dipercaya, kami siap. Ekosistemnya sudah jadi. Orang-orang yang terlibat di ekosistem ini sudah berpengalaman,” kata Ara dalam konferensi pers Piala Presiden 2024 di SCTV Tower, Jakarta pada Senin (15/7/2024).
Menambah Kesempatan Bermain
Jika Piala Presiden dijadikan turnamen resmi, kesempatan bermain bagi pemain di Indonesia akan semakin banyak. Selama ini, mereka hanya bermain di level liga saja. Dengan adanya Piala Presiden sebagai ajang resmi, menit bermain mereka akan bertambah, terutama bagi pemain lokal yang semakin tergerus oleh pemain asing.
Liga 1 2024/2025 memiliki aturan menarik dimana semua kontestan berhak mendaftarkan delapan pemain asing di skuad mereka, meski hanya enam yang boleh diturunkan di lapangan. Piala Presiden yang dijadikan turnamen resmi akan semakin memeriahkan atmosfer sepak bola Indonesia. Klub-klub dari kasta bawah, bahkan dari Liga 3, bisa mendapatkan kesempatan menghadapi tim-tim dari liga level tertinggi.
Trofi yang Indah
Sejak pertama kali digulirkan pada 2015, Piala Presiden memiliki trofi yang indah, dibuat dari kayu jati. Awalnya, trofi ini hanya berbahan kayu tanpa hiasan berarti. Belakangan, trofi tersebut semakin indah dengan penambahan ornamen di beberapa sisi.
Akan sangat membanggakan jika trofi ini menjadi hadiah utama dari ajang resmi. Pemenang yang mengangkat trofi ini nantinya berhak mewakili Indonesia di turnamen antarklub level Asia.
BACA JUGA : Piala Presiden 2024: Tradisi Arema Menjadi Raja Gol Awal
Dengan segala keistimewaan dan potensinya, sudah saatnya Piala Presiden naik kelas menjadi turnamen resmi di Indonesia. Ini tidak hanya akan mengangkat pamor sepak bola nasional tetapi juga memberikan lebih banyak kesempatan dan pengalaman berharga bagi para pemain lokal.
