Manchester United melalui musim yang sulit dan penuh dengan kekecewaan. Kebobolan 81 gol sepanjang musim adalah pencapaian yang tidak patut dibanggakan bagi tim sepak bola sekelas Manchester United. Namun, ironisnya, musim ini menjadi catatan hitam bagi klub tersebut dalam hal pertahanan yang rapuh.
Kekalahan telak 0-4 di markas Crystal Palace menunjukkan keterpurukan MU saat ini, t Empat gol yang dicetak oleh tim tuan rumah, Crystal Palace, menjadi sorotan utama dalam pertandingan tersebut. Brace oleh Micheal Olise, serta kontribusi dari Jean-Philippe Mateta dan Tyrick Mitchel, semakin memperburuk catatan kebobolan MU.
Namun, masalah MU tidak hanya terbatas pada pertahanan yang lemah. Kondisi cedera yang melanda skuad mereka, terutama di sektor belakang, juga menjadi faktor penentu dalam penampilan buruk mereka musim ini. Manajer MU, Erik ten Hag, terpaksa mengambil keputusan sulit dengan memainkan pemain seperti Jonny Evans bersama Casemiro, yang sebenarnya berposisi sebagai gelandang bertahan. Keterbatasan pilihan ini sangat terasa, terutama ketika menghadapi tim-tim kuat seperti Crystal Palace.
Keruntuhan Manchester United
Para pemain yang bisa mengisi posisi bek tengah pun terpaksa absen karena cedera. Willy Kambwala, Harry Maguire, Luke Shaw, Raphael Varane, Lisandro Martinez, dan Victor Lindelof, semua tidak bisa memberikan kontribusi maksimal karena alasan kesehatan. Hal ini tidak hanya merugikan MU dalam hal opsi taktis yang dimiliki, tetapi juga memberikan tekanan tambahan pada pemain yang harus bermain di posisi yang tidak biasa bagi mereka.
Perlu diakui bahwa situasi ini menjadi ujian berat bagi Erik ten Hag sebagai manajer baru Manchester United. Meskipun begitu, ada harapan bahwa dengan bantuan pemain yang kembali dari cedera dan mungkin dengan tambahan pemain baru di musim depan, MU dapat bangkit kembali dan mendapatkan kembali kejayaan mereka.
Baca Juga :“Klopp Tidak Cocok Untuk Real Madrid” Ex Liverpool
Meski demikian, kekalahan dan rekor kebobolan yang memalukan ini seharusnya menjadi alarm bagi manajemen MU untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tibcm mereka. Dari manajemen hingga pemain, semua harus bekerja sama untuk mencari solusi terbaik demi mengembalikan kejayaan dan reputasi Manchester United sebagai salah satu klub sepak bola terbesar di dunia.